JAMBI – Jalan sentra produksi komoditas nanas di Tangkit Baru yang selama 20 tahun rusak. Kini sedang ditangani dengan skema Inpres Jalan Daerah (IJD) oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jambi.
Masyarakat tak sabar menikmati Jalan sepanjang 3,5 Kilometer yang sudah mulai dikerjakan sejak beberapa bulan lalu. Baso Intang, tokoh adat yang juga tokoh masyarakat setempat mengaku masyarakat Tangkit Baru sudah tak sabar menunggu jalan ini selesai.
“Kami tak sabar, karena sebelumnya mobil nanas jarang masuk hingga kebelakang (jalan di belakang ditugu nanas) karena banyak kendala jalan, jadi masyarakat di belakang itu seperti terisolir,” ucapnya.
Yang paling sedih, Baso menceritakan masalah harga nanas yang berbeda antara petani nanas di jalan arah depan (Tangkit) dengan Tangkit Baru.
“Jadi harga petani di belakang dan depan berbeda, karena sulit mobil masuk ke belakang jalan rusak apalagi kalau hujan, kami sudah menunggu 20 tahun soal jalan rusak dan pemerataan harga ini,” ungkapnya.
Hingga datanglah Presiden dan Menteri PUPR ke Jambi yang menetapkan jalan daerahnya termasuk IJD di Jambi. “Dan Alhamdulillah sudah dibangun jalan kami yang rusak, dan mudah-mudahan ada penyamarataan harga yang selisih Rp 1.000 antara petani di depan dan belakang,” akunya.
“Alhamdulillah kami sangat senang dengan IJD ini dan sudah menunggu puluhan tahun karena kami sudah ajukan permohonan dari Desa ke Kabupaten, dan akhirnya pak Jokowi yang menangani langsung,” terangnya.
Dengan adanya jalan yang dibangun ini masyarakat sangat senang. Akan berpengaruh dengan mudahnya akses ke sentra produksi. “Kami tak sabar menunggu hasil jalan ini, karena ada 800 Kepala Keluarga yang bekerja sebagai petani nanas,” akunya.
Sementara itu, perwakilan kontraktor jalan Simpang Tangkit Baru – Kecamatan Kumpeh Hulu PT. Nolan Ngadiran mengatakan pekerjaan sudah dimulai pada Juli 2023 dengan 150 hari kalender pekerjaan. Atau tepatnya akan berakhir di akhir Desember.
“Hingga akhir oktober pekerjaan sudah 44 persen dan awal November 2023 sudah 50 persen lebih karena telah dimulai pengaspalan yang dimulai dari Kecamatan Kumpeh Ulu nanti barub berujung di Tangkit Baru (Tugu Nanas),” katanya.
Ngadiran menjelaskan dalam pekerjaan pengasapalan tak akan menutup seluruh jalan lantaran dikerjakan sebagian ruas. Sehingga masyarakat bisa melalui sisi jalan lainnya.
Ditambahkan Ngadiran, kondisi awal jalan berlubang parah. Digunakan skema penimbunan, perataan dan pemadatan lalu dilakukan penghamparan agregat. “Setelah agregat siap baru diaspal, dengan awalnya jalan mempunyai lebar 4 meter saat dikerjakan dengan IJD menjadi 6 meter. Kami optimalkan untuk percepatan pekerjaan di dua bulan tersisa ini,” sebutnya.
Kondisi progres jalan yang sudah melebihi target diakui oleh Konsultan supervisi pengawasan pekerjaan dari PT. Diantama Rekanusa Candra Eka Putra. “Saat ini sudah lebih dari target ya. Progres sudah 50 persen dan on the track, pengaspalan uji coba sudah dilakukan 300 meter di ujung (Kumpeh Ulu), selanjutnya akan dilakukan pengaspalan dua lapis, dan melihat ini akan sudah,” jelasnya.
Terpisah, pengawas lapangan dari PPK 1.4 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 BPJN Jambi Walidi menyatakan dari rencana target 23 -28 Oktober senilai 39,73 persen realisasinya sudah 42,754 persen. “Atau deviasi pekerjaan positif 2, 981,” terang Walidi.
Ia mengatakan, ruas jalan Simpang Tangkit Baru- Sungai Gelam merupakan sentra produksi vital bagi distribusi komoditas nanas petani setempat. Untuk pekerjaan ini sepanjang 3,5 kilometer atau 3,500 meter. Dengan anggaran Rp23.101 Miliar yang bersumber dari APBN BPJN Wilayah Jambi pada Satker PJN 1. Dalam pekerjaan ini juga terdapat penanganan drainase di samping jalan yang turut diperhatikan.(**/ist)
Discussion about this post