Ditengah anjloknya harga buah pinang saat ini, petani yang berada di Desa Telukkulbi, Kecamatan Betara, Tanjab Barat memanfaatkan pinang menjadi sejumlah bahan baku untuk pembuatan barang dan diolah menjadi panganan yang memiliki nilai ekonomis.
Salah satunya piring yang terbuat dari pelepah atau upih pinang, dengan memanfaatkan pelepah yang sudah kering dan dilakukan serangkaian proses sehingga menjadi piring yang ramah lingkungan menggantikan piring plastik dan bahan stayrofoam bahkan kini telah dipasarkan hingga ke manca negara.
Seperti yang dilakukan Ilyas pria paruhbaya di Desa Telukkulbi, Kecamatan Betara ini, dirinya bersama Kelompok Tani Rumpun Mas dan dibantu oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) tengah menggiatkan pembuatan piring dari pelepah pinang tersebut. Dengan bermodalkan alat seadanya dibantu mahasiswa UNJA yang masih dilakukan secara manual kini produknya dapat bersaing dipasaran.
Alat pencetak upih pinang tersebut, berbahan bakar dari gas Elpiji yang dipanaskan hingga mencapai 150 derajat sehingga cukup memakan waktu yang lama dalam proses produksinya.
Kreatifitas ini ia mulai sejak akhir tahun 2018 yang dibantu oleh sejumlah mahasiswa Kukerta (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Jambi yang melihat potensi Kecamatan Betara yang merupakan lumbung pinang dan ternyata masih banyak hal yang dapat diolah dari pinang selain menjual buahnya, salah satunya piring upih pinang.
“Sebelumnya bersama mahasiswa kita melihat bahwa pelepah pinang ini adalah sampah yang dibuang begitu saja oleh para petani kita karena belum mengetahui manfaatnya, nah setelah adanya edukasi binaan ini bahwa banyak kegunaan nya dapat diolah jadi piring dan juga bermacama-macam tinggal bahan lain.” Sebutnya. Selasa, (20/09/2022)
Pundi-pundi rupiah pun tak elak ia dapatkan berkat support dan dukungan pemerintah desa Telukkulbi yang turut memasarkan produk tersebut, berbagai permintaan dari tingkat lokal hingga antar negara pun mulai melirik kreatifitas rumahan itu. Namun ditengah gencarkan produksi tersebut harus terkendala akibat pandemi covid-19 sehingga hanya dapat memenuhi permintaan lokal.
“Pemasaran diprovinsi Jambi bekerjasama dengan pihak UNJA jadi sudah dipasarkan ke negara Thailand, China dan Banglades. Nah akibat pandemi kita stop pengiriman beberapa bulan hanya melayani permintaan lokal saja seperti untuk acara-acara pernikahan, acara pameran Kabupaten.” Tuturnya. (*/Irh)
Discussion about this post