JAMBI – Desa Dwi Karya, Kabupaten Bungo – Sebuah program inovatif yang dikenal sebagai “Bemalom” akan segera diluncurkan pada tanggal 4-5 Agustus mendatang. Program ini memberikan kesempatan kepada sekelompok anak muda terpilih untuk menghabiskan waktu semalam bersama Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Kegiatan ini akan menjadi bagian dari rangkaian acara Pameran Fotografi Jurnalistik yang diadakan dengan tema “Masyarakat di Tengah Perubahan Iklim”, yang merupakan hasil kerjasama antara Pundi Sumatera dan PFI Jambi.
Program “Bemalom” bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada anak muda tentang kehidupan dan budaya Suku Anak Dalam, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lokal di tengah perubahan iklim yang semakin nyata. Bemalom merupakan istilah yang digunakan Suku Anak Dalam selama berburu dan mencari hasil hutan lainnnya.
Para peserta yang terpilih untuk program ini akan mendapatkan fellowship penuh yang mencakup transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama kegiatan berlangsung.
Suku Anak Dalam, yang juga dikenal sebagai Orang Rimba, adalah suku adat marginal yang tinggal di hutan-hutan lima kabupaten di Provinsi Jambi, Batanghari, Sarolangun, Merangin, Bungo,dan Tebo.
Data BPS Provinsi di 2010, jumlah SAD di Provinsi Jambi sebanyak 3.198 jiwa dan sebagian kecil berada di Kabupaten Bungo yang berjumlah 286 jiwa.
Mereka hidup dalam harmoni dengan alam dan memiliki pengetahuan yang kaya tentang lingkungan sekitar mereka. Namun, dampak perubahan iklim, deforestasi, dan modernisasi telah membawa perubahan signifikan bagi kehidupan mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya suku ini.
Selama menghabiskan waktu bersama Suku Anak Dalam, para peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman yang mendalam. Mereka akan belajar tentang kegiatan sehari-hari suku, seperti cara mencari makan, membangun tempat tinggal tradisional, dan menjaga keanekaragaman hayati. Para peserta juga akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan anggota Suku Anak Dalam dan belajar tentang kearifan lokal mereka.
Acara ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada peserta, tetapi juga bertujuan untuk menghasilkan pemahaman dan kesadaran yang lebih luas tentang keberagaman budaya dan tantangan lingkungan di Jambi.
Sekretaris PFI Jambi Wahdi Septiawan menyebutkan kegiatan ini akan mengajak anak muda berkisah tentang kehidupan Suku Anak Dalam dan kerentanan dalam ancaman perubahan iklim dalam foto-foto jurnalistik yang dihasilkan para peserta.
“Peserta akan kita berikan klinik fotografi jurnalistik di lapangan, dan langsung hunting. Nilai-nilai baik, kearifan lokal dan semangat kesetaraan menjadi poin penting dalam foto yang disiarkan peserta “, jelasnya.
Desa Dwi Karya Kecamatan Pelepat Kabupaten Muaro Bungo salah satu lokasi pemukiman SAD yang terdiri dari dua rombong, Rombong Hari dan Badai dengan total 148 jiwa.
Mereka menempati perumahan yang dibangun Kementerian Sosial sejak 2014. Sebelumnya, kedua rombong tinggal berpindah di sekitar kebun karet.
Pemerintah Kabupaten Bungo membeli areal seluas 6,8 hektare untuk dibangunkan rumah sebanyak 60 unit di Desa Dwi Karya.
Saat ini, Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya telah beradaptasi terhadap perubahan ekologi, hutan sebagai ruang hidup dan berpenghidupan. Mereka telah mengadopsi ekonomi alternatif dan memilih pendidikan sebagai wujud perjuangan dan eksistensi. Ekonomi alternatif yang sudang dikembangkan diantaranya, anyaman pandan berupa tikar dan gelang, serta ikan asap yang dikenal dengan merek“ Mina Hasop Eluk”
Ada 31 anak yang bersekolah formal dalam kelompok tersebut, satu diantaranya telah mengabdi sebagai di kepolisian daerah Jambi sebagai Polisi Rimba. Anak perempuan pun, sudah mendapatkan peluang pendidikan yang sama. Salah seorang perempuan Suku Anak Dalam sedang menyelesaikan studi di jurusan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Jambi.
Dewi Yunita Widiarti CEO Pundi Sumatra, “Kami berharap melalui program ini, anak muda dapat belajar dan menghargai kearifan lokal serta menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan dan semangat keberagaman serta toleransi. Kami juga berterima kasih kepada PFI Jambi yang telah menjadi mitra dalam mengorganisir kegiatan ini.”
Selama kunjungan mereka, peserta akan diajak untuk berpartisipasi dalam aktivitas seperti berburu, mengumpulkan makanan alami, dan mempelajari teknik bertahan hidup tradisional. Mereka juga akan terlibat dalam upacara adat, tarian tradisional, dan mendengarkan cerita serta legenda dari para tetua suku. Dalam interaksi yang hangat dan akrab, anak muda ini akan memiliki kesempatan untuk bertanya, berdiskusi, dan memahami nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh Suku Anak Dalam.
Selain itu, para peserta juga akan memiliki kesempatan untuk melibatkan diri dalam upaya pelestarian lingkungan di wilayah tersebut. Mereka akan berpartisipasi dalam penanaman pohon, kegiatan membersihkan sungai, dan mengumpulkan sampah yang ada di sekitar desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengedukasi anak muda tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan memberikan mereka pengalaman langsung tentang bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kehidupan suku-suku di pedalaman.
Kerjasama antara Pundi Sumatera dan PFI Jambi dalam menyelenggarakan program ini menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian budaya dan lingkungan.
Pundi Sumatera, organisasi yang fokus pada pendampingan untuk kemandirian masyarakat sipil dan adat terpencil di Sumatra yang berlokasi di Provinsi Jambi, berharap bahwa program ini akan menjadi inspirasi bagi anak muda untuk menjadi agen perubahan dalam pesan kesetaraan, inklusivitas dan menjaga keanekaragaman budaya dan kelestarian lingkungan.
Sementara itu, PFI Jambi, sebuah organisasi wartawan yang didirikan untuk memajukan dunia fotografi jurnalistik dan melindungi kepentingan pewarta foto sebagai profesi terhormat, melihat program ini sebagai kesempatan untuk memberikan pengalaman berharga kepada anak-anak muda dan memperkuat hubungan antara masyarakat lokal dengan generasi muda serta menuangkan pesan-pesan tersebut dalam foto jurnalistik.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dengan mengubah pola pikir dan sikap peserta terhadap isu-isu lingkungan dan budaya. Para peserta diharapkan dapat membawa pulang pengetahuan dan pemahaman yang mereka peroleh selama program ini, serta menginspirasi orang lain di sekitar mereka untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memahami serta menghargai keanekaragaman budaya Indonesia.
Program “Bemalom” akan menjadi perjalanan yang mendalam dan berkesan bagi anak-anak muda terpilih. Dalam semalam yang mereka habiskan bersama Suku Anak Dalam, mereka akan belajar, berinteraksi, dan memperluas wawasan mereka tentang kehidupan suku adat di Jambi. Dengan harapan bahwa program ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya dan lingkungan, para peserta siap untuk menghadapi pengalaman tak terlupakan yang akan membekas dalam ingatan mereka seumur hidup.(*)
Discussion about this post